Merayakan Kegagalan Yang Belum Pernah Dicoba!

 



“Lakukan apa yang kamu mau, tanpa terbatas dengan siapa dan di mana” Terdengar egois, namun kalimat tersebut yang membuat saya bisa berkembang di lingkungan yang dinamis dan penuh tantangan.

 

Pencapaian terbesar saya selama berkuliah tidak jauh dengan pendidikan sekolah dasar. Pada saat saya mengikuti kegiatan Kampus Mengajar Angkatan 1 2021, Saya berhasil melakukan uji coba berkirim media pembelajaran melalui Satelit IO-86 LAPAN A2 – ORARI. Uji coba tersebut menjawab tantangan telekomunikasi pada pendidikan di pelosok negeri khususnya di SD 3T. keberhasilan uji coba ini benar-benar merubah cara pandang saya. awalnya tidak pernah mengira bahwa hobi saya terkait elektronika dan komunikasi radio bisa benar-benar berdampak bagi pendidikan di Indonesia.

 

Mulanya, Saya ditempatkan di SDN 4 Kalisatkidul Banjarengara, di lokasi ini mengakses internet hanyalah angan, jangankan untuk berkirim whatsapp, sekadar untuk sms saja tidak bisa karena lokasi ini berada di lembah dan tidak ada jaringan terrestrial yang dapat menjangkau lokasi ini. hal tersebut sangat menghambat guru dan siswa di SDN 4 Kalisatkidul dalam mendapatkan informasi dan juga urusan administrasi yang kebanyakan pada saat ini memerlukan jaringan internet. 

 

Di sisi lain, saya seorang amatir radio. Yaitu penggiat komunikasi dan eksperimen perangkat radio yang terlisensi oleh kementrian komunikasi dan informatika Indonesia. saya memiliki callsign atau tanda panggil udara atas lisensi tersebut yaitu YD2CLX (Yangke Delta Two Charlie Lima X-ray). Berangkat dari hal tersebut, saya berinisiatif untuk meminjam satelit LAPAN A2 untuk uji coba mentransmisikan media pembelajaran digital. saya menguhubungi langsung kepala PUSTEKSAT LAPAN BRIN selaku penanggung jawab satelit tersebut kemudian meminta bantuan rekan di Jakarta untuk mentransmisikan SSTV pada jadwal yang disepakati.

 

Dengan alat seadanya, saya berhasil menerima  SSTV yang dikirim dari Jakarta. Guru  dan siswa takjub nyaris tidak percaya. Hingga akhirnya informasi tersebut sampai ke media, berita keberhasilan tersebut terpublish dan sampai hingga ke Kementrian pendidikan riset dan pendidikan tinggi. Lantas saya dihubungi oleh kementrian untuk konfirmasi uji coba yang saya lakukan. Mereka sangat mengapresiasi dan mengajak saya untuk berdialog langsung pada acara talk show secara daring.

 

Sebenarnya kegiatan berkirim SSTV dan komunikasi satelit menjadi keseharian saya bersama rekan AMSAT-ID, yaitu penggiat amateur radio satellite. Saya terlatih untuk komunikasi kedaruratan bencana melalui satelit, sehingga situasi yang saya hadapi bukan perkara baru. Bagi saya, keyakinan atas apa yang diinginkan juga mesti diimbangi dengan kecakapan diri agar masalah yang dihadapi dapat teratasi dengan baik.

 

Hal tersebut benar-benar membuka pikiran saya yang sebelumnya tidak yakin bahwa skill elektronika dan komunikasi radio yang jauh dari dunia pendidikan dapat diimplementasikan di ranah pendidikan. Saya merenungi terkait apa yang saya lakukan ternyata membawa perubahan besar, hal tersebut memacu saya agar tidak berhenti untuk berbagi kebermanfaatan dengan hal-hal yang saya sukai.

 

Saya dilahirkan dari keluarga yang biasa saja, namun ibu dan bapak saya selalu mendukung apa yang saya lakukan. Untuk kegiatan eksperimen mereka mau membiayainya, karena mereka juga sadar bahwa apa yang saya lakukan bukan sekadar untuk kesenangan diri sendiri namun juga untuk orang lain, mereka sangat mendukung. Ibu saya yang juga seorang guru SD juga membuat saya semakin jelas melihat bagaimana kondisi pendidikan dasar yang berjalan saat ini di Indonesia, khususnya di wilayah saya tinggal. Yang demikian membuat saya tertegun karena memang SDM yang ada saat ini didominasi oleh guru-guru senior yang sedikit terhambat menerima perubahan, dengan kata lain sudah tidak relevan dengan apa yang berkembang pada saat ini. hal tersebut memotivasi saya untuk menjadi guru solutif dan membawa pembaruan yang luas.

 

Yang membuat yakin atas apa yang saya perbuat adalah kebermanfaatan, saya meyakini bahwa setiap kegiatan positif pasti memiliki sisi kebermanfaatan entah itu untuk pribadi maupun orang lain. Kebermanfaatan tersebut yang dapat membawa kepuasan batin tersendiri dan membawa saya kepada hal-hal positif lainya. Review orang lain atas karya kita membuat saya semakin yakin dengan apa yang saya lakukan.

 

Contoh ketika saya membuat stasiun cuaca pemrediksi embun es di Dieng, awalnya hanya sekadar eksperimen membuat stasiun cuaca IoT yang terintegrasi dengan APRS atau Automatic Packet Reporting System. Saya difasilitasi oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banjarnegara untuk eksperimen ini untuk uji coba early warning system embun es di Dieng yang menjadi daya tarik wisatawan. fenomena ini pasti muncul tiap tahun, namun tidak dapat diprediksi kemunculanya. Wisatawan yang tertarik tidak bisa menjumpai fenomena ini sewaktu-waktu. Namun dengan stasiun cuaca yang saya buat di Dieng, kemuculan embun es sudah bisa diprediksi dengan margin error yang cukup rendah. Saat ini wisatawan maupun warga sekitar yang ingin memantau cuaca dan juga menunggu kemunculan embun es Dieng dapat mengamati melalui aplikasi yang saya kembangkan bersama rekan.

Saya mengira bahwa stasiun cuaca yang saya buat hanya sekadar membantu untuk wisatawan, akan tetapi saya mendapat cerita dari warga sekitar yang benar-benar membuat saya terharu. Bagi petani kentang embun es adalah bencana, tanaman mereka bisa mati ketika daun beku oleh embun kemudian mencair. Tanaman mereka bisa diselamatkan ketika mereka bisa menyiram daun yang beku sebelum mencair terkena sinar matahari.

 

Akan tetapi sebelumnya mereka tidak mengetahui kapan embun es tersebut datang, saya diceritai oleh warga lokal Dieng bahwa stasiun cuaca dan aplikasi yang saya kembangkan juga digunakan oleh petani kentang di Dieng, begitu notifikasi prediksi embun es muncul maka mereka bisa mempersiapkan pompa air diesel dan selang untuk bersiap menyiram tanaman kentang pada subuh, sehingga tanaman mereka bisa selamat dari embun es yang muncul di perkebunan kentang mereka. Hal yang demikian benar-benar di luar ekspektasi saya ketika bereksperimen, saya hanya melakukan apa yang ingin saya lakukan. Cerita warga tersebut membuat saya senantiasa terinspirasi dengan hal-hal kecil yang menjadi masalah bagi orang di sekitar saya.

 

Semasa SMP, longsor menjadi bencana harian di rute perjalanan saya berangkat sekolah, hampir setiap musim penghujan saya harus terhambat oleh tanah longsor yang menutup jalan. Puncaknya adalah longsor sijemblung yang memakan ratusan korban jiwa. Atas dasar pengalaman pahit yang saya saksikan dan juga berbekal data yang ada, disaat masa pandemi saya bersama rekan amatir radio di Banjarnegara berinisiatif membuat sistem peringatan dini tanah longsor yang tidak memerlukan koneksi internet di lapangan.

 

Saya menginisiasi pembuatan LSDR atau landslide data recorder yang memiliki basis radio lora sebagai pengirim data sensor di lapangan ke gateway. Dengan radio lora ini, alat yang dipasang tidak lagi memerlukan koneksi internet. Sehingga alat yang dibuat bisa dipasang di lokasi apapun. Saat ini alat masih berada pada tahap pengembangan dan uji daya ketahanan lapangan. Proses ini benar-benar saya nikmati untuk mencapai hasil yang maksimal dan dapat membantu masyarakat sekitar saya tinggal dengan maksimal.

 

Kedepanya, LSDR ini dapat terkoneksi dengan satelit repeater lora, sehingga kefleksibilitasan LSDR yang saya buat bersama teman-teman benar-benar maksimal. Tidak lagi terbatas antara jarak line of sight antara LSDR dengan internet gateway namun bisa terkoneksi lintas pulau bahkan lintas benua. Saya juga sangat bersyukur bahwa segala ide dan gagasan saya dapat diterima dan dibantu untuk diwujudkan oleh rekan, pemerintah daerah hingga pemangku kebijakan di ranah pusat. Alat ini sudah mendapatkan izin dari kemkominfo dan juga sudah saya paparkan ke pemerintah sebagai proof of concept IoT satellite based disaster management.

 

Dari perjalanan saya bereksperimen dan melakukan proyek sosial dengan hal-hal yang saya sukai, saya bisa merasakan bahwa segala sesuatu bisa terjadi dengan niat yang baik, semangat dalam berbagi, dan doa orang di sekitar yang melihat dan terlibat saya berproses. Ketika dilihat secara persegmen mungkin apa yang saya lakukan hanyalah kegiatan hobi, namun ketika saya mereview diri sendiri saya menyadari bahwa apa yang saya lakukan bukan sekadar hobi, tetapi juga membawa senyum untuk mereka yang turut merasakan.

 

Bagi saya tidak ada yang tidak mungkin, keterbatasan seringkali menjadi sumber inovasi untuk menciptakan hal yang lebih dari apa yang membatasi. Saya tidak peduli berdiri dengan siapa dan berada di mana, jika saya memiliki kehendak dan yakin saya mampu menggerakan hati banyak orang untuk terlibat, maka hal tersbut bisa dicapai dengan mudah.

 

Meskipun sedih ketika orang lain memandang remeh ke-PGSDan saya yang tidak relevan dengan apa yang saya dalami, saya tetap yakin bahwa sudut pandang mereka yang salah. Mereka hidup dengan pembatas yang mereka buat sendiri, sedangkan yang saya yakini hidup kita tidak memiliki batas selagi kita paham norma dan aturan yang berlaku. Ide, gagasan, dan aksi menjadi kunci untuk terus bergerak menuju kondisi yang lebih baik.

 

Hidup saya bukan sekadar untuk mengimpresi orang lain, namun saya mengejar kepuasan batin diri saya sendiri dibarengi dengan hal yang mungkin sedikit membantu orang lain. Saya tidak pernah memandang hidup itu sulit dan banyak masalah, saya hanya meyakini hidup adalah perjalanan. Dengan memaknai hidup sebagai perjalanan maka saya sudah paham dan siap dengan konsekuensi apa yang akan dihadapi, di atas, di bawah bukan lagi menjadi hal yang berat karena saya menikmati segala proses yang berlangsung.

 

Mungkin terdengar terlalu berlebihan, ketika mahasiswa PGSD yang umunya berfokus pada konten pendidikan dan pedagogis tiba-tiba membahas soal satelit, IoT, embedded system hingga terlibat dalam pembuatan satelit milik negara. Namun saya membuktikan bahwa saya bisa dan segala hal tersebut bukan sesuatu yang mustahil, keterbatasan hanyalah halangan semu yang dibuat oleh diri sendiri. Saya tidak pernah ambil pusing dengan apa yang dikatakan orang lain.

 

Harapan saya kedepan, saya bisa tetap konsisten dengan apa yang saya yakini, semakin banyak orang yang tergerak untuk membantu sesama tanpa pamrih, semakin banyak orang yang sadar bahwa batasan hanyalah pagar semu dan tidak ada lagi yang mengkerdilkan personal atas jurusan yang mereka tempuh.

Artikel ini merupakan Narasi Video Profil Wisudawan Inspiratif UNNES periode 112 tahun 2022:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar