Sudo Apt-Get Remove Sense Of Belong

 


Sudo apt-get remove sense of belong. Sudo apt-get remove merupakan sebuah sintak pada sistem operasi linux untuk menghapus sesuatu. Judul tersebut cukup sesuai untuk artikel ini, jika pada diri saya terdapat terminal untuk menjalankan perintah, saya ingin menjelankan perintah “Sudo apt-get remove sense of belong” yaitu menghapus “rasa memiliki”.


Perlu perjalanan panjang pada diri saya untuk mampu menginterpretasikan hal-hal demikian. ini berkaitan dengan rasa Ikhlas, kebahagiaan dan juga keterikatan pada suatu hal. Lantas kenapa saya ingin menghapus “rasa memiliki” ? yaitu karena saya bingung ketika mendapati momen “kehilangan”.


Kadang saya merenungi fase kehilangan, meratapi dan berpikir kenapa ini bisa terjadi? kenapa ini bisa mempengaruhi rasa dalam diri?, setelah beberapa saat akhirnya saya menemukan jawaban yang membuat semuanya berubah. Saya baru menyadari bahwa “rasa kehilangan” muncul karena kita punya “rasa memiliki”.


Uniknya, rasa memiliki ini bisa jadi absolut bisa jadi relative. Rasa kepemilikan absolut bisa digambarkan ketika kita berurusan dengan hak, ketika berkerja maka hak semacam uang gaji dan fasilitas memang layak untuk diklaim sebagai milik sendiri karena hal tersebut memang mutlak.


Lantas, bagaimana dengan rasa kepemilikan relative? Rasa kepemilikan relative bisa kita gambarkan sebagai hal “potensial”. Anggap saja kalian sedang berdagang, rata-rata harian mendapatkan 1 juta, kemudian suatu momen karena cuaca buruk pada hari tersebut hanya mendapatkan 600 ribu, dan kamu merasa kehilangan dengan 400 ribu yang “semestinya” didapat juga seperti hari-hari biasa.


Nah yang ingin saya tekankan di sini adalah perihal kausalitas perasaan bahagia. Pada kasus pedagang tersebut, ia merasa kehilangan uang 400 ribu karena cuaca buruk. Namun perlu dipertanyakan lagi, apakah yakin 400 ribu tersebut memang milik dia? Apakah sebatas ekspektasi yang sebenarnya tidak pernah ada dan dia buat sendiri?


Karena ia merasa kehilangan maka di hari tersebut ia merasa sedih dan melupakan 600 ribu yang ia dapat pada hari tersebut. Mari kita bayangkan, jika pedagang tersebut ketika berangkat tidak membawa ekspektasi apa-apa, tidak mengkomparasikan hasil hari ini dengan hari-hari sebelumnya, pasti menjadi sesuatu yang berbeda. Meskipun hanya mendapat 600 ribu, ia akan Bahagia dan biasa saja.


Konsep tersebut muncul karena kita merasa memiliki. Padahal banyak hal sebenernya memang bukan milik kita, tapi terlanjur optimis "bakal jadi milik kita". saya anggap hal-hal seperti ini sebagai penyakit yang membawa ketidakbahagiaan karena sebuah “angka potensial” yang muncul karena “rasa memiliki”, ekspektasi dan harapan yang tidak bisa kita kontrol secara langsung.


Ikhlas, kita mendengarnya hingga terasa seperti bualan omong kosong. Namun memang kondisi seperti ini hanya bisa dilewati dengan rasa Ikhlas, menghapus “rasa memiliki” dari diri sendiri. Menyadari bahwa segala sesuatu hanya bisa kita upayakan, untuk hasil akhir tidak dalam kontrol kita.


Apakah ini kontra dengan pandangan optimistik? Tentu saja tidak. optimisme berkerja pada ranah keseimbangan, rasa optimis kita biasanya muncul sejalan dengan effort yang kita keluarkan. Semakin banyak effort dan yakin, maka potensi tujuan tersebut tercapai semakin dekat. Namun kembali lagi pada “keseimbangan”, di atas rasa optimisme tersebut juga sepaket dengan kesadaran akan risiko. Idealnya, optimisme dibersamai dengan pengukuran diri. Kita tidak bisa memaksakan untuk hal-hal yang memang bukan kapasitas kita.


Sudo apt-get remove sense of belong, saat ini saya belajar untuk menghapus rasa memiliki pada hal apapun, termasuk waktu, tempat, kesempatan, hingga orang-orang yang kita sayangi. Karena pada hakikatnya semua hal tersebut bukan milik kita dan bisa kapan saja hilang, menghilang dan kembali ke asalnya.

  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar